Profil Desa Toyareja

Ketahui informasi secara rinci Desa Toyareja mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Toyareja

Tentang Kami

Desa Toyareja, yang namanya berarti "air yang makmur", telah bertransformasi menjadi pusat industri rambut palsu dan bulu mata dunia. Desa padat ini menjadi motor ekonomi Purbalingga melalui pabrik-pabrik ekspor dan pemberdayaan UMKM rumahan.

  • Pusat Industri Rambut dan Bulu Mata Dunia

    Toyareja menjadi lokasi bagi pabrik-pabrik berskala internasional yang memproduksi rambut palsu dan bulu mata untuk pasar ekspor global, menjadikannya motor ekonomi utama Purbalingga.

  • Transformasi dari Desa Agraris

    Desa ini telah mengalami perubahan fundamental dari wilayah yang mengandalkan pertanian subur (sesuai namanya "Toya Reja" atau air yang makmur) menjadi sebuah desa industri yang padat.

  • Model Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

    Selain pabrik besar, ekonominya ditopang oleh sistem industri rumahan (plasma) yang kuat, memberikan pekerjaan fleksibel bagi ribuan perempuan dan menyebarkan pendapatan hingga ke tingkat rumah tangga.

Pasang Disini

Di antara deretan kelurahan urban yang membentuk pusat kota Purbalingga, terdapat sebuah desa yang namanya menyimpan janji kesuburan masa lalu namun denyutnya kini berdetak dalam ritme industri global. Inilah Desa Toyareja, sebuah nama yang berarti "air yang makmur", mengisyaratkan sejarahnya sebagai lahan agraris yang subur. Namun seiring waktu, Toyareja telah menulis ulang takdirnya, bertransformasi menjadi salah satu pusat produksi rambut palsu (wig) dan bulu mata artifisial terpenting tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Sebagai bagian dari Kecamatan Purbalingga, desa ini merupakan sebuah anomali yang menakjubkan. Ia mempertahankan statusnya sebagai "desa" namun dengan karakteristik sosial dan ekonomi layaknya sebuah kota industri yang sibuk. Berdirinya pabrik-pabrik berskala internasional yang menyerap ribuan tenaga kerja telah mengubah lanskapnya secara drastis. Kisah Toyareja ialah narasi tentang adaptasi, kerja keras dan bagaimana sebuah desa di pedalaman Jawa Tengah mampu menempatkan dirinya dalam peta rantai pasok industri kecantikan global.

Dari Desa Air yang Makmur ke Gerbang Industri

Etimologi nama "Toyareja" berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa: "Toya" yang berarti air, dan "Reja" yang berarti makmur, ramai, atau sejahtera. Penamaan ini bukanlah tanpa alasan. Secara geografis, wilayah Desa Toyareja diapit oleh dua aliran sungai, yakni Sungai Klawing dan Sungai Gringsing. Keberadaan sumber air yang melimpah ini menjadikan tanah di wilayah tersebut sangat subur dan ideal untuk pertanian, terutama sawah. Pada masanya, Toyareja dikenal sebagai salah satu lumbung padi yang menopang kehidupan masyarakatnya.

Namun, pada beberapa dekade terakhir, gelombang industrialisasi yang melanda Kabupaten Purbalingga menemukan lahan subur yang berbeda di Toyareja. Lokasinya yang strategis, berbatasan langsung dengan pusat kota dan didukung oleh akses tenaga kerja yang melimpah, menjadikannya destinasi investasi yang menarik. Secara bertahap, hamparan sawah mulai berganti dengan bangunan pabrik. Transformasi dari desa agraris menjadi desa industri ini mengubah hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari mata pencaharian hingga ritme sosial sehari-hari.

Geografi Desa Urban di Tepi Ibu Kota

Meskipun menyandang status sebagai desa, kondisi demografis dan geografis Toyareja lebih mencerminkan sebuah kawasan suburban yang padat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Purbalingga dalam Angka 2024", luas wilayah Desa Toyareja ialah 1,48 km². Di atas lahan ini, berdiam populasi sebanyak 5.910 jiwa.

Data ini menghasilkan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi untuk ukuran sebuah desa, yaitu mencapai 3.993 jiwa per km². Kepadatan ini menunjukkan bahwa Toyareja telah menjadi zona permukiman yang diminati, terutama oleh para pekerja yang ingin tinggal di dekat lokasi pabrik. Pembangunan perumahan-perumahan baru semakin menegaskan karakternya sebagai desa urban.

Secara administrasi, pemerintahan Desa Toyareja terbagi ke dalam 4 Dusun, 7 Rukun Warga (RW), dan 29 Rukun Tetangga (RT). Keberadaan struktur "Dusun" ini menjadi salah satu penanda utama yang membedakannya dari kelurahan-kelurahan tetangganya. Adapun kode pos yang berlaku untuk wilayah Desa Toyareja ialah 53315.

Jantung Industri Rambut dan Bulu Mata Nasional

Keunggulan utama dan identitas modern Desa Toyareja terletak pada perannya sebagai pusat industri rambut dan bulu mata. Beberapa perusahaan manufaktur Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang ini mendirikan pabriknya di sini. Perusahaan-perusahaan raksasa seperti PT. Boyang Industrial dan PT. Sung Shim International menjadi motor penggerak utama ekonomi desa.

Pabrik-pabrik ini memiliki signifikansi yang luar biasa:

  • Penyedia Lapangan Kerja Massal
    Industri ini bersifat padat karya dan mampu menyerap ribuan tenaga kerja, mayoritas merupakan perempuan. Hal ini menjadikan Toyareja sebagai salah satu kantong pekerjaan terpenting di Kabupaten Purbalingga, menarik tenaga kerja dari berbagai desa sekitar.
  • Orientasi Ekspor Global
    Hampir seluruh produk rambut palsu dan bulu mata yang dihasilkan di pabrik-pabrik ini ditujukan untuk pasar ekspor, terutama ke Amerika, Eropa, dan negara-negara maju lainnya, menempatkan nama Toyareja di panggung dunia.
  • Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Lokal
    Kehadiran pabrik memicu pertumbuhan berbagai sektor pendukung, seperti usaha kos-kosan bagi pekerja, warung makan, jasa transportasi, dan toko-toko kebutuhan harian.

Setiap pagi dan sore, jalanan di Desa Toyareja dipenuhi oleh ribuan pekerja yang datang dan pergi dari pabrik, sebuah pemandangan yang menegaskan statusnya sebagai desa industri yang tidak pernah tidur.

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Industri Rumahan

Keunikan model industri di Toyareja tidak hanya berhenti pada pabrik-pabrik besar. Keberadaan industri raksasa ini juga melahirkan sebuah sistem kerja satelit yang memberdayakan ekonomi masyarakat hingga ke tingkat rumah tangga. Banyak pabrik yang menjalin kemitraan dengan warga sekitar melalui sistem plasma atau sub-kontrak.

Dalam sistem ini, pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak memerlukan mesin besar, seperti tahap perakitan awal bulu mata atau penyortiran rambut, "dilemparkan" kepada warga untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Model ini memberikan banyak keuntungan:

  • Fleksibilitas Kerja bagi Perempuan
    Sistem ini sangat populer di kalangan ibu rumah tangga, karena memungkinkan mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus meninggalkan rumah dan tanggung jawab domestik.
  • Pemerataan Pendapatan
    Manfaat ekonomi dari industri tidak hanya terpusat pada karyawan pabrik, tetapi juga menyebar ke ribuan rumah tangga di seluruh desa.
  • Meningkatkan Keterampilan
    Warga mendapatkan keterampilan khusus dalam perakitan produk standar ekspor, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di tingkat akar rumput.

Jaringan industri rumahan ini menjadi fondasi sosial yang memperkuat pilar ekonomi yang dibangun oleh pabrik-pabrik besar.

Pemerintahan Desa di Tengah Arus Industrialisasi

Mengelola sebuah desa dengan dinamika industri berskala global tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah desa. Pemerintahan Desa Toyareja, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa, saat ini dijabat oleh Taat Pujianto, harus mampu menyeimbangkan berbagai kepentingan yang kompleks.

Tugas pemerintah desa mencakup:

  • Penyediaan Infrastruktur Pendukung
    Bekerja sama dengan pemerintah kabupaten untuk memastikan infrastruktur jalan, drainase, dan penerangan memadai untuk menopang aktivitas industri dan kepadatan penduduk.
  • Jembatan antara Perusahaan dan Masyarakat
    Menjadi mediator jika terjadi perselisihan atau isu ketenagakerjaan, serta memastikan perusahaan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
  • Pengelolaan Dana Desa
    Mengalokasikan Dana Desa secara strategis untuk program-program yang relevan dengan kebutuhan desa industri, seperti pembangunan fasilitas umum, pelatihan keterampilan bagi warga, atau program lingkungan hidup.

Sebagai kesimpulan, Desa Toyareja merupakan sebuah fenomena. Ia menunjukkan bagaimana sebuah desa dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada sektor agraris dan meraih kemakmuran melalui industrialisasi yang terhubung dengan pasar global. Dari "air yang makmur" untuk padi, Toyareja kini menjadi sumber kemakmuran bagi ribuan keluarga melalui industri kecantikan. Kisahnya ialah bukti nyata dari etos kerja dan kemampuan adaptasi masyarakat Purbalingga, sekaligus menjadi studi kasus penting tentang tantangan dan peluang dalam menyandingkan industri skala besar dengan kehidupan komunitas desa.